Beranda | Artikel
Merasa Diawasi Allah
Rabu, 13 Maret 2024

Bersama Pemateri :
Syaikh Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin Al-Badr

Merasa Diawasi Allah adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Hadits-Hadits Perbaikan Hati. Pembahasan ini disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr pada Senin, 30 Sya’ban 1445 H / 11 Maret 2024 M.

Kajian Islam Ilmiah Tentang Merasa Diawasi Allah

مَا كَرِهَ اللَّهُ مِنْكَ شَيْئًا، فَلَا تَفْعَلْهُ إِذَا خَلَوْتَ

“Apa yang Allah benci darimu, maka janganlah engkau lakukan ketika engkau sendirian.” (HR. Ibnu Hibban)

Ini adalah peringatan bagi seorang hamba agar ia selalu memperbaiki apa yang ia sembunyikan dengan cara selalu bertakwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan mengerjakan semua yang diperintahkan dan menjauhi semua yang dilarang, terutama yaitu meninggalkan perkara yang dilarang oleh Allah ‘Azza wa Jalla ketika ia sedang sendirian. Sebagaimana perkataan seorang penyair,

إِذا ما خَلَوتَ الدَهرَ يَوماً فَلا تَقُل · خَلَوتُ وَلَكِن قُل عَلَيَّ رَقيبُ…

“Jika engkau sedang berada dalam kesendirian pada suatu hari, janganlah engkau mengatakan, ‘Aku sedang sendirian,’ tapi katakanlah: ‘bahwasannya ada pengawas yang mengawasiku.’ Janganlah sekali-kali engkau menyangka bahwasannya Allah lalai sesaat pun dan bahwasannya apa yang engkau sembunyikan itu tidak dilihat olehNya.”

Dan inilah pengingat terbesar bagi seorang hamba. Penghalang terbesar bagi seorang hamba yaitu pengetahuannya dan keyakinannya bahwa Allah selalu melihatnya, bahwa Allah selalu mengetahui apa yang ia kerjakan, Allah selalu melihat apa yang ia lakukan.

Maka apabila hatinya mengajaknya untuk satu dosa dan ia berada di kesendirian, tidak ada seorang pun dari manusia, ia mengingatkan dirinya, bahwa Tuhan manusia selalu melihatnya, dan tidak ada yang tersembunyi bagi Allah ‘Azza wa Jalla.

Berkata Syaikh Muhammad Al-Amin Asy-Syinqithi Rahimahullah, para ulama bersepakat bahwa pengingat terbesar dan penghalang terbesar bagi seorang hamba yang turun dari langit ke bumi adalah pengetahuannya, bahwasanya Allah Maha Melihat. Dan para ulama menyebut satu permisalan, dan bagi Allah permisalan dan sifat yang paling tinggi, mereka mengatakan bahwa seandainya dikatakan bahwa tempat yang luas ini ada raja yang sangat kuat, perkasa, kejam, di sekitarnya ada tentara-tentaranya, dan di sekitar raja ini ada putri-putrinya, ada istri-istrinya, dan ada budak-budak wanitanya. Apakah terbetik di kepala seorang yang hadir di tempat itu untuk membuat pelanggaran kepada wanita-wanita yang ada di situ?

Atau jika dikatakan bagi penduduk suatu Negeri, bahwasanya pemimpin Negeri tersebut mengetahui segala sesuatu yang mereka kerjakan di malam hari, maka pasti semuanya tidak akan berani melakukan apa-apa.

Bandingkan dengan Pencipta langit dan bumi, Allah yang Maha Perkasa, yang mengabarkan dalam ayat-ayat Al-Qur’an, yang hampir tidak kita dapati satu halaman pun dari halaman Al-Qur’anul Karim kecuali kita dapatkan pengingat dan penghalang terbesar ini, yaitu بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ (Allah Maha Mengetahui segala sesuatu), وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ (Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan), يَعْلَمُ مَا تُسِرُّونَ (dan Allah mengetahui apa yang kalian sembunyikan), وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا (Tidak ada satu daun yang jatuh kecuali Allah mengetahuinya), وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ (Sungguh telah Kami ciptakan manusia dan Kami mengetahui apa yang dibisikkan oleh jiwanya),وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي أَنفُسِكُمْ فَاحْذَرُوهُ (Ketahuilah, bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada pada diri kalian, maka waspadalah), وَمَا تَكُونُ فِي شَأْنٍ وَمَا تَتْلُو مِنْهُ مِن قُرْآنٍ وَلَا تَعْمَلُونَ مِنْ عَمَلٍ إِلَّا كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُودًا إِذْ تُفِيضُونَ فِيهِ ۚ (Tidaklah kalian berada pada suatu pekerjaan atau membaca Al-Qur’an atau melakukan suatu amalan, kecuali Kami menyaksikan apa yang kalian sedang kerjakan).

Maka sangat pantas bagi kita semua untuk memperhatikan pengingat dan penghalang terbesar ini, jangan sampai kita membinasakan diri kita sendiri.

Dan hendaklah setiap orang waspada menjadi seperti apa yang diperingatkan oleh Allah dalam Al-Qur’an,

 يَسْتَخْفُونَ مِنَ النَّاسِ وَلَا يَسْتَخْفُونَ مِنَ اللَّهِ وَهُوَ مَعَهُمْ إِذْ يُبَيِّتُونَ مَا لَا يَرْضَىٰ مِنَ الْقَوْلِ ۚ

“Mereka bersembunyi dari manusia dan tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah selalu bersama mereka ketika mereka merencanakan suatu perkara yang tidak Allah rhidai.” (QS. An-Nisa`[4]: 108)

Berkata Syaikh Abdurrahman As-Sa’di Rahimahullah bahwa ini menunjukkan lemahnya keimanan seseorang, menunjukkan lemahnya keyakinan seseorang, yaitu jika ia lebih takut kepada makhluk daripada ketakutannya kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Mereka berusaha dengan cara yang dibolehkan dan diharamkan untuk tidak tampak aibnya dan kebusukannya di hadapan manusia, tapi bersamaan dengan itu mereka memperlihatkan kepada Allah dosa-dosa besar, dan mereka tidak peduli dengan penglihatan dan pengawasan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada mereka. Padahal Allah selalu bersama mereka, mengetahui semua yang mereka kerjakan. Terutama ketika mereka merencanakan sesuatu di malam hari yang tidak diridhai Allah ‘Azza wa Jalla.

Maka wajib bagaimana setiap muslim untuk selalu bertawakal kepada Allah ketika ia sedang sendiri, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,

فَلَا تَفْعَلْهُ إِذَا خَلَوْتَ

“Maka janganlah engkau kerjakan sesuatu yang Allah benci ketika engkau sendiri.”

Karena jiwa seorang hamba sangat lemah ketika berada di tempat yang sunyi. Bisa jadi ia berani melakukan maksiat karena tidak ada seorang pun yang melihatnya, maka hendaklah ia selalu bertakwa kepada Allah di dalam kesunyian dan mengingatkan dirinya bahwa Tuhan semesta alam selalu melihatnya.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 yang penuh manfaat ini.

Downlod MP3 Ceramah Agama Tentang Merasa Diawasi Allah


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54004-merasa-diawasi-allah/